Dari Jodoh Sampai Supiyah

Kumpulan lima belas cerpen hasil sayembara Kicir Emas 1975.  Diterbitkan oleh Radio Nedherland' Wereldomroep dengan kerjasama penerbit Djambatan,Jakarta,tahun 1976. Kumpulan cerpen ini memuat memuat cerpen berikut ini : Jodoh (AA Navis); Kena Jaring (Rahmat Ali); Serantang Kangkung (Oei Sien Tjwan); Kerisik Daun-daun Pohon Mangga (S.N. Ratmana); Jasa-jasa Buat Sarwirya (Ahmad Tohari); Persahabatan (Yunus Muki Adi); Kereta Api (Ruslan Marpaung); Roda Derita (Sri Wijani Soemartojo B.A.) Salam dan Pesan Paman (Iskasiah Sumarto); Kapten Tahir  (Y.B Mangunwijaya); Kemarau (Mohamad Fudoli); Kematian Kemanusiaan (Gerwin S.); Keris (Purnawan Tjondonegoro); Panggil Audrey Saja! (Myra Sidharta); Supiyah (H. Marianne Katoppo).
      Cerpen ''Jodoh'' , misalnya, menceritakan seorang jejaka bernama Badri yang kalau dibandingkan dengan angkatannya,sudah dipandang sangat terlambat memperoleh istri. Padahal sebenarnya ia tidak sulit untuk memperoleh jodohnya. Akan tetapi ia terlalu banyak perhitungan dan kalkulasi. Ia harus menyeleksi seketat mungkin bakal jodohnya. Ia harus mencari jodoh yang mempunyai pekerjaan tetap,pegawai negeri,terutama guru,dengan tinggi 160 senti. Kebetulan ada. Lena namanya. Merekapun kemudian menjalin hubungan. Akan tetapi,ketika Badri bertandang kerumah Lena. Ia terpana karena Lena marah sambil menyebut-nyebut nama Rosni. Pertengkaran terjadi. Badri pulang dengan loyo. Hubungan mereka terputus.
      Kini Badri meneliti rubrik kontak jodoh yang dimuat sekali seminggu dalam satu surat kabar di kota kediamannya. Akhirnya,ia menemukan gadis berkode AX/19. Maka ia segera menulis surat kepada redaksi untuk membuat kontak. Mereka akan bertemu di depan toko Lima jam lima sore,dengan kode masing-masing. Badri lebih cepat datang. Persis jam lima,gadis berswiterkuning (sebagai tanda) hendak keluar. Mereka saling tegun dengan mata yang membeliak. Karena menarik simpulan bahwa Lena pastilah jodohnya. Ketika telah dekat, dipegangnya tangan lena kuat-kuat. Lena minta dilepaskan,kalau tidak Lena akan berteriak. Lena memang berteriak,orang ramai segera datang,mereka diboyong ke kantor polisi. Di sini semua kartu dibuka dan semua dijelaskan oleh Badri.
      Cerita ini ternyata naskah cerpen yang dibuat oleh Badri tentang kisah masa lalunya. Mereka kini bahagia dengan dua orang anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

search

About

Seluk Beluk Sastra