ZAHRA

Merupakan salah satu novel karya Aoh Kartahadimadja yang diterbitkan Balai Pustaka tahunh 1950. Novel ini mengisahkan perjuangan seorang arsitek pengairan untuk membuat saluran irigasi di desanya dengan mengeringkan rawa. Ia mendapat dukungan dari mantan kekasihnya yang telah menjdai inspektur sosial. Bahkan, mantan kekasihnya pula yang menggugah istrinya untuk membantu mewujudkan keinginginannya itu. Setting cerita di daerah Banjar, Jawa Barat. Tokoh-tokoh dalam novel ini adalah Siti Zahra,Seorang wanita yang menjadi inspektur sosial. Koswara, seorang arsitek pengairan. Rini, istri Koswara. Karnadi, anak buah Koswara yang mencintai Rini,istri Koswara.
      Seorang arsitek pengairan di Banjar yang bernama Koswara baru saja selesai mengaubur kepala kerbau untuk mengeringkan rawa Lakbok. Ia bermaksud untuk mengeringkan rawa Lakbok dengan rawa-rawa yang lainnya sebagai tempat pengairan sawah-sawah sekitarnya. Ia berharap dengan adanya pengairan itu,sawah-sawah di desanya akan cepat panen sehingga penduduk desa dapat menikmati hasilnya dan dan kehidupan merekapun menjadi lebih baik. selain itu, meningkatnya hasil panen itupun turut meningkatkan pendapatan negara. Dengan demikian, cita-citanya untuk membangaun negara dan bangsanya akan terwujud.
      Itulah obsesi dalam diri sang arsitek itu yang sangat membelenggu hatinya. Ia berusaha mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk mewujudkan keinginannya itu sehingga ia mengabaikan kehidupan rumah tangganya. Ia tidak lagi memperhatikan Rii,Istrinya, yang harus merelakan satu persatu perhiasannya untuk mencukupi kebutuhan dapur  rumah tangga mereka. Ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajak Rini bicara,bersenda gurau atau mengajak bepergian selayaknya kehidupan suami istri.
      Hal yang sama pun dialami oleh Karyadi,seorang bawahan Koswara. Namun,alasannya bukan karena ingin memajukan bangsa dan negara,seperti cita-cita Koswara. Ia merasa tidak bahagia dan tidak kerasan tinggal di rumah karena hatinya masih terpaut dengan Rini, wanita yang dicintainya itu. Ia lebih senang di kantor karena tempat inilah ia bisa memandang Rini dengan sepuas-puasnya. Sekalipun Rini hanya menganggapnya sebgai seorang teman,ia tidak pernah memperdulikannya dan ia tidak pernah ingin berhenti untuk mencintai wanita itu.
       Suatu hari Koswara menerima surat dari Departemen Sosial yang isinya memberitahukan tentang kedatangan inspektur sosial bernama Sitti Zahra -mantan kekasihnya- untuk memeriksa buruh-buruh di tempat Koswara bekerja. Kedatangan wanita itu disambut hangat oleh Koswara Pikiran laki-laki itu melayang-layang mengenang keindahan kisah cinta mereka berdua. Ia pun segera menjemput mantan kekasihnya tersebut di Stasiun.
       Ketika mereka tiba di desa,Sitti Zahra menyempatkan diri untuk melihat-lihat hasil kerja Koswara. Wanita itu merasa puas dan bangga melihat keberhasilan Koswara dalam mengeringkan rawa Lakbok. Ia bangga karena cita-cita mantan kekasihnya untuk membangun bangasa dan negara ini telah terwujud. Selama berada di desa itu, Sittri Zahra banyak menghabiskan waktu bersama Koswara. Keduanya sering terlihat berjalan bersama. Bahkan,ia sering menceritakkan tentang problema kehidupan rumah tangganya kepada mantan kekasihnya tersebut. Ia menceritakan bahwa Rini tidak bersedia memberikan dukungan terhadapnya sehingga ia menjadi tidak betah tinggal di rumah.
       Keakraban mereka membuat hati Rini terbakar perasaan cemburu. Ia merasa bahwa sambutan suaminya kepada inspektur sosial itu bukan lagi hal yang wajar, tetapi sudah melewati batas. Ia kemudian mendamprat Sitti Zahra. Namun, dengan kesabarannya Sitti Zahra mencoba menjelaskan kepadannya bahwa hubungannya dengan Koswara hanyalah sebatas mitra kerja saja. Ia bahkan menasihati Rini agar wanita itu meluangkan waktunya untuk memberi perhatian kepada Koswara dan memberikan dorongan semangat agar suaminya itu berhasil mencapai keinginannya. Dengan demikian, kehidupan rumah tangga mereka berdua akan menjadi harmonis.
       Mendengar nasihat yang panjang lebar itu, hati Rini menjadi tergugah. Dalam hatinya, terbersit niat untuk memberi semangat kepada suaminya dan membantu agar ia berhasil mewujudkan keinginannya itu. Ia ingin mengisi hari-hari barunya bersama suami yang dicintainya. Dalam hatinya, ia berterima kasih kepada Sitti Zahra yang telah menggugah hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

search

About

Seluk Beluk Sastra